Friday, April 4, 2008

Check Up Cash Flow

Berapa sebenarnya pendapatan bersih Anda selama satu bulan? Lalu berapa sebenarnya yang harus Anda keluarkan untuk kebutukan pokok dan rutin setiap bulan? Masih adakah sisa dari pendapatan Anda yang bisa disisihkan, atau justru Anda harus menutupnya dengan hutang? Sebagian dari Anda pasti sulit untuk menjawab secara pasti. Segera lakukan check up terhadap aliran kas keluarga Anda! Jangan-jangan tanpa anda sadari, ternyata biaya shopping dan perawatan tubuh anda lebih besar dari tabungan pendidikan buah hati anda. Atau ternyata kontribusi hutang anda yang besar terhadap total pengeluaran, adalah untuk membiayai gaya hidup anda yang tinggi, home theatre berikut TV plasmanya, kamera digital tercanggih, atau membeli laptop yang manfaatnya buat anda tidak sebesar beban biaya yang harus anda tanggung. Apakah aliran kas anda hanya untuk membiayai kebutuhan yang habis dikonsumsi pada satu waktu saja, tanpa anda menyisakan untuk kepentingan proteksi dan investasi. Sehingga peningkatan kesejahteraan financial keluarga anda berjalan merambat seperti keong atau justru jalan ditempat. Selalu ada waktu untuk melakukan koreksi dan revisi, it’s better late then never.
Untuk itu Anda membutuhkan bantuan catatan aliran kas (cash flow) yang akan memerinci semua pendapatan dan pengeluaran Anda. Saya yakin sebagian besar dari Anda belum pernah melakukan pencatatan aliran kas, dengan berbagai sebab. Padahal sebenarnya aktivitas ini sangat diperlukan untuk memantau dan mengawasi setiap aliran dana keluar dan masuk dalam keluarga Anda, sekaligus sebagai acuan dalam mengevaluasi kesehatan keuangan keluarga Anda. Dalam hal ini Anda harus melibatkan pasangan Anda.
Cash flow yang Anda buat adalah catatan aliran kas keluarga Anda, baik yang berbentuk penerimaan ataupun pengeluaran. Jadi Anda tidak sedang membuat suatu penganggaran belanja keluarga Anda. Karena Anda sedang berusaha ingin mengetahui perilaku keuangan keluarga Anda selama ini, dan kemudian melakukan evaluasi. Apakah selama ini Anda telah memiliki aliran kas yang sehat. Untuk menghitung berapa besaran untuk setiap pos penerimaan dan pengeluaran Anda, buatlah sejujur mungkin dan ingat keterbukaan keuangan dalam keluarga sangat dibutuhkan untuk membuat pencatatan ini valid.
Tahap selanjutnya setelah Anda berhasil membuat cash flow keluarga Anda, segera lakukan check up! Pertama, perhatikan porsentase setiap pengeluaran dalam cash flow keluarga Anda. Setiap keluarga mempunyai prioritas yang berbeda dalam kebijakan pembelanjaan pendapatan mereka. Tapi akan sangat bijaksana kalau sebagian besar pendapatan Anda dialokasikan pada hal-hal yang bersifat primer, seperti kebutuhan pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Baru selanjutnya Anda dapat memprioritaskan kebutuhan untuk rekreasi, perabot, atau fashion. Jadi apabila Anda memiliki pos pengeluaran yang terlalu besar untuk rekreasi atau entertain misalnya, sebaiknya Anda segera merealokasi dana Anda. Memang tidak mudah merubah kebiasaaan, misal buat anda yang biasa makan diluar dengan menu mewah, harus belajar makan dirumah dengan menu masakan simbok atau hasil olahan anda sendiri. Kuncinya adalah pengendalikan diri dan berpikir rasional, untuk tidak membelanjakan pendapatan yang anda dapat dengan susah payah, untuk membeli sesuatu yang mendatangkan penyakit pada kantong anda. Kedua, hitung dengan tepat berapa porsentase kewajiban membayar hutang dalam pos pengeluaran Anda. Jika hutang Anda memberi kontribusi lebih dari 30% pada pengeluaran total Anda, sebaiknya Anda segera melakukan restrukturisasi hutang. Karena ini akan sangat mengganggu terpenuhinya kebutuhan hidup anda yang lain. Jangankan menabung, untuk membayar listrik saja jadinya susah! Penderitaan anda terlalu besar untuk menanggung beban bunga hutang anda. Lalu, bagaimana cara merestrukturisasi hutang anda?

  1. Jual asset yang ada untuk menutup hutang anda (prioritaskan asset yang tidak penting).
  2. Dahulukan membayar hutang dengan tingkat bunga tertinggi, misal kartu kredit.
  3. Kalau memang tidak ada asset yang bisa anda jual, usahakan untuk mengkonversi hutang anda dengan hutang tanpa bunga atau dengan bunga yang lebih lunak. Misal, pinjam ke saudara atau orang tua, pinjam ke koperasi.
Ketiga dan yang paling utama, jangan sampai setelah diakumulasi ternyata pengeluaran Anda lebih besar daripada pendapatan Anda. Kalau ternyata selama ini hal itu terjadi, Anda harus segera merevolusi kebijakan keuangan keluarga Anda. Jika tidak, anda tinggal menunggu waktu datangnya krisis ekonomi keluarga. Karena kemungkinan besar anda menutup defisit dengan hutang. Yang apabila terus dilakukan setiap bulan, hutang anda akan menumpuk setinggi tumpukan sampah di bojonggede! Sebaliknya jika Anda mengalami surplus pendapatan, apakah Anda telah menempatkan dana ini dengan tepat?

0 comments:


Blogspot Template by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Lincah.Com - Bugatti Cars